Minggu, 13 Juni 2021

Konfigurasi Routing Dinamis Menggunakan Cisco

 

Gambar: Topologi Routing Dinamis

    Setelah di postingan saya sebelumnya yang membahas tentang metode routing statis, nahh sekarang saya akan menjelaskan metode berikutnya yaitu Routing.

Apa itu routing dinamis? 

    Routing dinamis, juga disebut routing adaptif, merupakan suatu proses dimana router dapat meneruskan data melalui rute yang berbeda atau tujuan yang diberikan berdasarkan kondisi saat ini dari sirkuit komunikasi dalam suatu sistem. Istilah ini paling sering dikaitkan dengan jaringan data untuk mendeskripsikan kapabilitas jaringan untuk "merutekan" kerusakan, seperti kehilangan node atau koneksi antar node, asalkan pilihan jalur lain tersedia. Routing dinamis memungkinkan sebanyak mungkin rute untuk tetap berlaku sebagai respons terhadap perubahan.

    Ada beberapa macam routing dinamis yang perlu diketahui, diantaranya adalah:   

  • Routing Information Protocol (RIP)
  • Internal Gateway Routing Protocol (IGRP)
  • Open Shortest Path First (OSPF)
  • Border Gateway Protocol (BGP).

Bagaimana Cara Kerja Routing Dinamis?

     Cara kerja routing dinamis yaitu Protokol Routing mengatur tiap Router sehingga dapat berkomunikasi antar Router satu dengan Router lainnya dan saling memberikan informasi dan juga tentunya informasi Routing yang dapat mengubah isi dari routing table, dengan kata lain Dynamic Routing adalah proses pengisian data pada Routing table secara otomatis.

Perbedaan Routing Statis dan Routing Dinamis 

    Berikut ini tabel perbedaan antara teknik routing statis dan routing dinamis

Routing StaticRouting Dynamic
Berfungsi pada protocol IPBerfungsi pada inter-routing protocol
Router tidak dapat membagi informasi routingRouter membagi informasi routing secara otomatis
Routing table dibuat dan dihapus secara manualRouting table dibuat dan dihapus secara otomatis
Tidak menggunakan routig protocolTerdapat routing protocol, seperti RIP atau OSPF
Microsoft mendukung multihomed system seperti routerMicrosoft mendukung RIP untuk IP dan IPX/SPX

Kelebihan dan Kekurangan dari Metode Routing Dinamis 

Kelebihan:

  • Proses konfigurasi jaringan lebih cepat.
  • Bisa digunakan untuk jaringan berskala besar
  • Jika ada jalur yang rusak tetap aman.
  • Jalur ditentuan secara otomatis oleh sistem.
 Kekurangan:
  • Bandwidth yang dibutuhkan lebih besar.
  • Yang menentukan jalur adalah sistem, bukan administrator.
  • Membutuhkan memori yang lebih besar untuk menentukan jalur terbaik saat terjadi down.
    Nah itu dia sedikit teori yang bisa saya sampaikan terkait pengertian dari Routing dinamis. Sekarang kita akan mencoba mengkonfigurasi metode Routing Dinamis menggunakan Cisco Packet Tracer.
 
Konfigurasi Routing Dinamis Menggunakan Cisco Packet Tracer
    Seperti yang saya bahas diatas bahwa ada 4 macam routing dinamis, disini saya akan menggunakan protokol RIP
Apa itu RIP?
  Apa itu RIP?

    
RIP adalah salah satu protokol routing dinamis tertua. Routing Information Protocol awalnya dirancang pada tahun 1988, dan diperbarui pada tahun 1993 untuk mendukung routing tanpa kelas. RIP adalah protokol routing vektor jarak , karena setiap router RIP mengirim rute ke yang lain, terkait dengan jarak (metrik). Routing Information Protocol memiliki beberapa keterbatasan yang membuatnya sangat sederhana. Oleh karena itu, jarang digunakan dalam lingkungan produksi. Namun, untuk alasan yang sama, ini adalah pengantar yang bagus untuk routing dinamis untuk tujuan pembelajaran 
        RIP untuk IPv4 dibagi menjadi 2 versi, yaitu RIPv1 & RIPv2. Sedangkan untuk IPv6 dapat menggunakan RIPng. RIPv1 mengirimkan Routing Table secara lengkap ke semua interface yang aktif setiap 30 detik. RIPv1 menggunakan Classful Routing, yang artinya RIPv1 tidak mendukung Subnetting. Sedangkan RIPv2 sudah menyediakan sesuatu yang disebut dengan Prefix Routing, yang berisi informasi Subnet Mask.

Langkah-langkah konfigurasi Routing Dinamis
1. Buka aplikasi Cisco Packet Tracer, lalu buatlah topologi sebagai berikut
2. Sambungkan tiap device menggunakan kabel straight, sedangkan un            antar router gunakan kabel serial DCE
3.
Konfigurasi IP Address pada device PC1/PC2/Laptop1/Laptop2 dengan        cara klik PC1/Laptop Dekstop IP Configuration






 

 
     4. Konfigurasi alamat IP pada Router-SBY (R-1) dengan cara klik R-1→CLI.
         Router>enable
         Router#configure terminal
         Router(config)#hostname Router-SBY
         Router-SBY(config)#interface FastEthernet0/0
         Router-SBY(config-if)#ip address 10.1.1.1 255.255.255.0
         Router-SBY(config-if)#no shutdown
         Router-SBY(config-if)#exit
         Router-SBY(config)#interface Serial2/0
         Router-SBY(config-if)#ip address 10.1.2.2 255.255.255.0
         Router-SBY(config-if)#clock rate 64000
         Router-SBY(config-if)#bandwidth 2048
         Router-SBY(config-if)#no shutdown
         Router-SBY(config-if)#end

     5. Konfigurasi alamat IP pada Router-JKT (R-2) dengan cara klik R-2→CLI.
         Router>enable
         Router#configure terminal
         Router(config)#hostname Router-JKT
         Router-JKT(config)#interface FastEthernet0/0
         Router-JKT(config-if)#ip address 10.1.3.1 255.255.255.0
         Router-JKT(config-if)#no shutdown
         Router-JKT(config-if)#exit
         Router-JKT(config)#interface Serial2/0
         Router-JKT(config-if)#ip address 10.1.2.1 255.255.255.0
         Router-JKT(config-if)#clock rate 64000
         Router-JKT(config-if)#bandwidth 2048
         Router-JKT(config-if)#no shutdown
         Router-JKT(config-if)#exit
         Router-JKT(config)#interface Serial3/0
         Router-JKT(config-if)#ip address 10.1.4.1 255.255.255.0
         Router-JKT(config-if)#clock rate 64000
         Router-JKT(config-if)#bandwidth 2048
         Router-JKT(config-if)#no shutdown
         Router-JKT(config-if)#end
 
     6. Konfigurasi alamat IP pada Router-MDN (R-3) dengan cara klik R-3→CLI.
         Router>enable
         Router#configure terminal
         Router(config)#hostname Router-MDN
         Router-MDN(config)#interface FastEthernet0/0
         Router-MDN(config-if)#ip address 10.1.5.1 255.255.255.0
         Router-MDN(config-if)#no shutdown
         Router-MDN(config-if)#exit          
         Router-MDN(config)#interface Serial2/0
         Router-MDN(config-if)#ip address 10.1.4.2 255.255.255.0
         Router-MDN(config-if)#clock rate 64000
         Router-MDN(config-if)#bandwidth 2048
         Router-MDN(config-if)#no shutdown
         Router-MDN(config-if)#end

     7. Konfigurasi routing pada Router-SBY (R-1) dengan cara klik R-1→CLI.
         Router-SBY>enable
         Router-SBY#configure terminal
         Router-SBY(config)#router rip
         Router-SBY(config-router)#version 2
         Router-SBY(config-router)#network 10.0.0.0
         Router-SBY(config-router)#no auto summary
         Router-SBY(config-router)#passive-interface FastEthernet0/0
         Router-SBY(config-router)#end

     8. Konfigurasi routing pada Router-JKT (R-2) dengan cara klik R-2→CLI.
         Router-JKT>enable
         Router-JKT#configure terminal
         Router-JKT(config)#router rip
         Router-JKT(config-router)#version 2
         Router-JKT(config-router)#network 10.0.0.0
         Router-JKT(config-router)#no auto summary
         Router-JKT(config-router)#passive-interface FastEthernet0/0
         Router-JKT(config-router)#end

     9. Konfigurasi routing pada Router-MDN (R-3) dengan cara klik R-3→CLI.
         Router-MDN>enable
         Router-MDN#configure terminal
         Router-MDN(config)#router rip
         Router-MDN(config-router)#version 2
         Router-MDN(config-router)#network 10.0.0.0
         Router-MDN(config-router)#no auto summary
         Router-MDN(config-router)#passive-interface FastEthernet0/0
         Router-MDN(config-router)#end
 
    10. Pengujian bisa dengan mengirim pesan dari masing-masing node ke                  node lainnya, atau bisa dengan menggunakan perintah "PING" pada                   Command Prompt tiap device


Untuk lebih jelasnya silahkan kunjungi Channel Youtube saya untuk melihat versi Prakteknya secara langsung. Selamat Menonton!

 
 

Minggu, 06 Juni 2021

Konfigurasi Routing Statis Menggunakan Cisco Packet Tracer


 
 Gambar: Gambaran Praktek Routing Statis
 
    Cisco packet tracer merupakan software yang digunakan untuk membuat simulasi sebuah jaringan atau mendesain sebuah jaringan. Berikut saya akan jelaskan sebuah artikel yang membahas routing static pada cisco packet tracer.
 
Apa itu Routing Statis? 
    

     Routing Statis (Static Routing) merupakan router yang memiliki tabel routing static yang diatur secara manual oleh seorang Admin Jaringan. Menggunakan routing statis dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap entry dalam forwarding table di setiap router yang berada di jaringan tersebut.

Konfigurasinya akan terlihat lebih sulit, dikarenakan Admin Jaringan harus mendaftarkan semua jaringan yang tidak dikenali oleh router atau tidak terhubung langsung dengan router. Routing static sendiri memiliki dua cara untuk konfigurasinya, yaitu bisa menggunakan IP Next Hope atau pun bisa juga dengan menggunakan Exit Interface.

Bagaimana Cara Kerjanya? 

Cara kerja routing statis terbagi menjadi 3 bagian yaitu:  

  • Konfigurasi router yang dilakukan oleh admin jaringan
  • Router melakukan routing berdasarkan informasi yang diterima dari tabel routing
  • Admin Jaringan menggunakan perintah ip route secara manual untuk konfigurasi router dengan routing statis dan routing statis berguna untuk melewatkan paket data yang ada pada jaringan.

Seorang administrator harus menggunakan perintah ip route secara manual untuk mengkonfigurasi router dengan routing statis.

Kelebihan dan Kekurangan Routing Statis

  • Kelebihan:
    • Meringankan kinerja processor router. 
    • Tidak ada bandwidth yang digunakan untuk pertukaran informasi dari tabel isi routing pada saat pengiriman paket.  
    • Routing statis lebih aman dibandingkan routing dinamis. 
    • Routing statis kebal dari segala usaha hacker untuk melakukan spoofing dengan tujuan membajak trafik.
  • Kekurangan:
    • Administrator jaringan harus mengetahui semua informasi dari masing-masing router yang digunakan.
    • Routing statis hanya dapat digunakan untuk jaringan berskala kecil.
    • Administrasinya cukup rumit dibandingkan routing dinamis, terlebih jika banyak router yang harus dikonfigurasi secara manual.
    • Rentan terhadap kesalahan entri data routing statis yang dilakukan secara manual.
Untuk lebih jelasnya mari kita mulai konfigurasi routing static berikut!

1. Buka aplikasi Cisco Packet Tracer, lalu buatlah topologi sebagai berikut
Gambar: Topologi Awal
 
2.Sambungkan tiap device dengan kabel, disini saya menggunakan kabel Straight untuk menghubungkan antara PC/Laptop ke Switch dan Kabel Serial DCE untuk menghubungkan antar Router menggunakan port Serial 2/0
Gambar: Topologi terhubung dengan kabel
 
3. Konfigurasi IP Address pada device PC1/PC2/Laptop1/Laptop2 dengan cara klik PC1/PC2/Laptop1/Laptop2 Dekstop IP Configuration
 

Gambar: Setting IP Address PC1
 
Gambar: Setting IP Address PC1
 
 
Gambar: Setting IP Address Laptop1


 
Gambar: Setting IP Address Laptop1
 
4. Konfigurasi alamat IP pada Router1 dengan cara klik Router1 → CLI.
          Router>enable 
          Router#configure terminal 
          Router(config)#interface FastEthernet0/0 
          Router(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0 
          Router(config-if)#no shutdown 
          Router(config-if)#interface Serial2/0 
          Router(config-if)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.0 
          Router(config-if)#clock rate 64000 
          Router(config-if)#no shutdown 
          Router(config-if)#exit
          Router(config)#exit
 
5. Konfigurasi alamat IP pada Router2 dengan cara klik Router2 → CLI.
         Router>enable 
         Router#configure terminal 
         Router(config)#interface FastEthernet0/0 
         Router(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0 
         Router(config-if)#no shutdown 
         Router(config-if)#interface Serial2/0 
         Router(config-if)#ip address 192.168.10.2 255.255.255.0 
         Router(config-if)#clock rate 64000 
         Router(config-if)#no shutdown 
         Router(config-if)#exit
         Router(config)#exit
 
  6. Konfigurasi Routing Statis pada Router1 dengan cara klik Router1 → CLI.
         Router#configure terminal 
         Router(config)#ip router 192.168.2.0 255.255.255.0 192.168.10.2
         Router(config)#exit 
 
  7. Konfigurasi Routing Statis pada Router2 dengan cara klik Router2 → CLI.
         Router#configure terminal 
         Router(config)#ip router 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.10.1
         Router(config)#exit
 
Untuk lebih jelasnya silahkan kunjungi Channel Youtube saya untuk melihat versi Prakteknya secara langsung. Selamat Menonton!